Menu

Mode Gelap
Meutya Hafid Dukung Percepatan Penyelesaian RUU Penyiaran Hadapi Tantangan Digitalisasi Radio Terkait Isu Penerbitan Perppu MD3, Lodewijk Paulus Enggan Berspekulasi Jelang Pendaftaran Calon Kepala Daerah, Partai Golkar Bantul Gelar Rapat Konsolidasi Airlangga Hartarto Berduka Atas ‘Tewasnya’ Ismail Haniyeh, Minta Jangan Ada Lagi ‘Pembunuhan Politik’ Ingin Punya Pusat Penelitian Baterai EV di Morowali, Menko Luhut Kirim Mahasiswa Ke Tiongkok

Menteri · 27 Jun 2024 12:31 WIB ·

Disebut ‘Bangkrut’ Oleh Menperin Agus Gumiwang, Manajemen Sritex Membantah


 Disebut ‘Bangkrut’ Oleh Menperin Agus Gumiwang, Manajemen Sritex Membantah Perbesar

Jakarta, Rakyat Menilai — Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita buka suara mengenai kabar terbaru PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL). Meskipun tidak secara gamblang, Agus mengatakan bahwa Sritex bangkrut.

“Itu harus kita pelajari mengapa bangkrut,” ungkap Agus Gumiwang merespons pertanyaan wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (24/6/2024).

Menurut Agus ia belum memastikan mengapa pabrik tekstil terbesar se-Asia Tenggara ini bisa bangkrut. Apakah karena kondisi industri tekstil yang tengah terpuruk atau ada penyebab lain.

“Ya kita mesti lihat model bisnisnya seperti apa di Sritex Group, apakah bangkrutnya murni karena tekstil, apakah ada masalah-masalah yang dihadapi pusat,” terangnya.

Dalam kesempatan itu ia juga menjelaskan pelemahan Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat ini juga belum mempengaruhi sektor manufaktur. “Terkait dengan pelemahan rupiah, industri atau manufaktur resilience pada dasarnya seperti itu. memang ada tantangan tapi saya kira ketahanan kita tetap tinggi,” terangnya.

Melansir keterangan resmi di laman IDX, manajemen Sritex membantah perusahaannya mengalami kebangkrutan. Bahkan perseroan masih beroperasi karena belum ada keputusan pailit dari pengadilan.

“Tidak benar, karena perseroan masih beroperasi dan tidak ada putusan pailit dari pengadilan,” tulis Direktur Keuangan Sritex Welly Salam, Senin (24/6/2024).

Terkait dengan pemenuhan kewajiban keuangan kepada seluruh kreditur, Welly menjelaskan perseroan telah melakukan permohonan relaksasi dan sudah diberikan persetujuan. Adapun penyebab penurunan pendapatan secara drastis dijelaskan akibat dari pandemi Covid – 19 dan persaingan di industri tekstil global.

Dimana kondisi geopolitik perang di Rusia – Ukraina serta Israel – Palestina menyebabkan terjadinya gangguan supply chain juga penurunan ekspor. “Karena terjadi pergeseran prioritas oleh masyarakat kawasan Eropa maupun Amerika Serikat,” katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan oversupply tekstil di China menyebabkan dumping harga menyasar negara di luar eropa dan China. menurutnya Situasi geopolitik dan gempuran produk China juga masih berlanjut sehingga penjualan belum bisa pulih. {golkarpedia}

Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Istilah ‘Pelaku UMKM’ Berkonotasi Negatif, Menteri Maman Abdurrahman Minta Diganti Jadi ‘Pengusaha UMKM’

14 November 2024 - 07:58 WIB

Dampingi Lawatan Presiden Prabowo ke China, Menteri Bahlil Lahadalia Teken Kerja Sama Bidang Energi Hijau dan Mineral

12 November 2024 - 07:11 WIB

Menteri Nusron Wahid Ungkap Kebijakan Satu Peta Untuk Investasi dan Pembangunan Berkelanjutan

11 November 2024 - 13:33 WIB

Anggaran Penghapusan Hutang Pelaku UMKM Mencapai Rp10 Triliun, Menteri Maman Abdurrahman Ungkap Persyaratannya

7 November 2024 - 14:25 WIB

Menteri Nusron Wahid Raker Dengan Komisi II DPR RI Sebut Capaian Program PTSL Sudah 119 Juta Bidang Tanah

6 November 2024 - 09:54 WIB

10 Pegawai Kemkomdigi Ditangkap Terkait Situs Judi Online, Menteri Meutya Hafid: Ini Bagus Untuk Upaya Bersih-bersih

4 November 2024 - 07:52 WIB

Trending di Menteri