Lawan Standar Ganda! Firman Soebagyo Bongkar Kepentingan Dagang di Balik Kampanye Negatif Sawit

Legislator Golkar: Sawit Indonesia Terlalu Kompetitif Hingga Menjadi Sasaran Proteksionisme Negara Maju

Parlemen7 Views

JAKARTA, rakyatmenilai.com – Sektor kelapa sawit Indonesia terus menjadi sorotan di pasar global, namun bukan karena alasan lingkungan semata. Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo, mengungkapkan bahwa kampanye negatif yang masif diarahkan kepada industri sawit nasional seringkali dibungkus oleh kepentingan ekonomi dan proteksionisme dagang negara-negara maju, khususnya Eropa.

​Firman menilai, tudingan mengenai deforestasi dan kerusakan lingkungan sering disampaikan secara sepihak tanpa melihat fakta pembanding dengan komoditas minyak nabati lainnya. Ia mencium adanya upaya sistematis untuk menjegal daya saing sawit Indonesia yang dikenal sangat efisien.

​“Isu lingkungan yang diarahkan ke sawit itu tidak berdiri di ruang hampa. Ada kepentingan dagang yang sangat kuat di baliknya. Sawit kita terlalu kompetitif, terlalu efisien, dan itu mengganggu pasar minyak nabati negara-negara Eropa,” ujar Firman Soebagyo sebagaimana dikutip dari Golkarpedia, Senin (29/12/2025).

Bongkar Standar Ganda Minyak Nabati Global

​Legislator senior dari Fraksi Partai Golkar ini menyoroti standar ganda yang dimainkan dunia internasional. Menurutnya, jika dunia benar-benar peduli pada efisiensi lahan, sawit seharusnya menjadi solusi. Dengan luasan lahan yang jauh lebih kecil, sawit mampu memproduksi minyak lebih besar dibandingkan kedelai, bunga matahari, atau rapeseed.

​“Kalau bicara lingkungan, harus adil. Jangan hanya sawit yang disorot, sementara kedelai atau bunga matahari yang butuh lahan jauh lebih luas justru tidak pernah dipersoalkan,” tegas Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini.

Sawit Sebagai Tulang Punggung Ekonomi Rakyat

​Firman mengingatkan bahwa sektor sawit adalah urat nadi ekonomi bagi jutaan rakyat Indonesia. Narasi yang mendiskreditkan sawit secara membabi buta dianggap sebagai ancaman langsung terhadap kesejahteraan petani kecil, buruh perkebunan, hingga pelaku UMKM di daerah.

​“Bagi kita, sawit bukan hanya komoditas ekspor. Ini soal lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, dan keberlanjutan ekonomi desa. Jangan korbankan kepentingan rakyat hanya demi memenuhi standar sepihak negara maju,” kata Firman yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI.

Diplomasi Tegas Berbasis Data

​Meski berkomitmen pada isu keberlanjutan melalui penguatan sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) dan moratorium izin baru, Firman mendesak pemerintah untuk lebih agresif dalam diplomasi internasional. Indonesia tidak boleh terus berada dalam posisi defensif menghadapi disinformasi global.

​“Kita tidak boleh terus minta dimengerti. Kita harus bicara tegas, berbasis data, dan membela kepentingan petani serta bangsa kita sendiri,” tandas legislator asal Pati, Jawa Tengah tersebut.

​Ia menegaskan bahwa yang perlu diperangi adalah praktik buruk di lapangan, bukan komoditasnya. Dengan tata kelola yang benar, sawit justru berkontribusi positif secara ekologis, termasuk dalam penyerapan karbon dan perbaikan tata guna lahan nasional. {golkarpedia}