Bandung, Rakyat Menilai –Tidak banyak kaum milenial, khususnya perempuan, yang menyenangi bisnis di usia yang masih sangat belia. Sebab, sudah menjadi sangat lumrah jika perempuan di usia muda lebih tertarik untuk mendalami pergaulan di lingkungan kesehariannya, bahkan juga tidak sedikit memilih mendalami jati diri sebagai anak baru gede atau ABG yang selalu terbawa arus pergaulan di sekelilingnya.
Namun kondisi ini tidak berlaku bagi seorang Cantika Sri Salsabila, seorang pebisnis muda yang jelita dan memiliki karakter yang sangat berbeda dibanding dengan perempuan lain seusianya.
Cantika, yang lahir dari keluarga pebisnis kopi, memilih terjun mendalami bisnis kopi dari orang tuanya, terutama dari sang mama, Delis Nurpadilah, yang tak pernah bosan serta lelah mengajari ilmu bisnis kopi.
Berkat ketekunan sang mama, gadis berusia 18 tahun ini sudah memahami alur bisnis kopi sejak duduk di bangku kelas 2 sekolah menengah pertama (SMP).
Ya, dari sejak SMP atau ketika gadis seusianya masih asyik berkumpul bersama teman-teman bermainnya dan senang cabe-cabean, mengadopsi istilah kekinian, gadis yang akrab disapa Bela malah tekun mempelajari bisnis kopi keluarga yang sudah berjalan puluhan tahun di Gunung Puntang.
“Saya memang sudah mendalami bisnis kopi ini sejak SMP karena dorongan keluarga dan semangat yang datang dari diri sendiri,” ujar Cantika beberapa waktu lalu.
Berkat ketekunan dan keuletan Cantika salah satunya, bisnis kopi keluarga yang bernama Kopi Puntang Siliwangi mampu terus menancapkan diri sebagai salah satu kopi yang banyak direkomendasikan para pecinta kopi untuk dibeli atau dikonsumsi.
Nama Kopi Puntang Siliwangi pun kian dikenal masyarakat karena hingga kini mampu melakukan ekspansi hingga seantero nusantara bahkan ke mancanegara.
“Saya memang sudah mendalami bisnis kopi ini sejak SMP karena dorongan keluarga dan semangat yang datang dari diri sendiri,”.
Cantika Sri Salsabila
Mojang cantik kelahiran Cimaung 2004, mengakui bahwa mendalami bisnis kopi memang memiliki keunikan tersendiri karena selain dituntut untuk bisa terus berproduksi, ia pun dituntut untuk bisa tetap menjaga kualitas dan marwah cita rasa kopi Puntang Siliwangi.
Beruntung, berkata ketekuanan dia, kepercayaan masyarakat terhadap Kopi Puntang Siliwangi masih bisa terus dijaga. “Bisnis kopi memang selalu mendatangkan suka duka, misalnya, saya harus terjun langsung sebagai petani kopi di lapangan, harus panas-panasan, kotor-kotoran, capek, namun tetap menyenangkan bagi saya,” katanya.
Seluruh langkah dan tahapan produksi kopi, dari mulai tanam, menjadi biji kopi hingga panen dan produksi selalu diawasi dan dijalankan dengan baik oleh Cantika.
Ini karena ia pun dituntut harus bisa mengetahui alur bisnis kopi agar ia bisa semakin matang dan paham menjalankan bisnis kopi di kemudian hari. Karena itu pula tak heran jika Cantika sendiri sudah sangat paham dengan bisnis kopi ini.
“Bisnis kopi memang selalu mendatangkan suka duka, misalnya, saya harus terjun langsung sebagai petani kopi di lapangan, harus panas-panasan, kotor-kotoran, capek, namun tetap menyenangkan bagi saya,”.
Cantika Sri Salsabila
Bukan sekadar paham, ia pun kini bisa menguasai jalur distribusi kopi dari hulu ke hilir untuk dijadikan bekal bagaiamana ke depannya ia bisa menjalankan bisnis di tengah persaingan bisnis kopi yang bukan saja menjadi minuman yang banyak disukai banyak kalangan namun juga telah menjadi tren atau gaya hidup urban masa kini.
Terjun ke Politik
Sebagai generasi milenial yang bahkan belum menyentuh usia 20, Cantika Sri Sasabila memiliki ketertarikan yang memang belum populer di kalangan seusianya yakni mendalami dunia politik.
Ketertarikannya mendalami dunia yang penuh dengan dinamika ini ia buktikan dengan keikutsertaannya di berbagai organisasi dan gerakan politik. Yang paling erat dikaitkan dengan Cantika adalah bergabungnya ia dengan organisasi Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Kabupaten Bandung.
Bukan sekadar omong kosong atau ikut-ikutan saja, ia bahkan siap menjabat sebagai salah satu pengurus teras di organisasi ini. “Tidak lama lagi saya siap dilantik jadi Wasekjen di AMPG,” ujarnya.
Cantika mengaku bahwa ketertarikannya masuk ke ranah politik bukan sekadar gaya-gayaan, melainkan karena ia murni ingin mengaj kaum milenial untuk lebih memahami politik yang sebenarnya.
Menurut Cantika, politik terkesan kotor dan keras jika memang tidak terjun langsung di dalamnya. Pemahaman ini, menurutnya, sangat jauh berbeda jika sudah terjun langsung di dalamnya.
“Saya ingin mengajak kaum muda untuk lebih memahami apa itu politik, jadi jangan hanya menjadi kritikus doang,” katanya.
Cantika berjanji jika ia memang memiliki jodoh terjun di dalam dunia politik, ia akan lebih mengutamakan kepentingan masyarakat agar lebih diperhatikan dan diberikan hak-haknya secara tepat dan sesuai perundang-undangan yang berlaku.
“Berpolitik itu justru harus bisa menjadi kepanjangan orang-orang yang selama ini tidak menikmati hak yang seharusnya diterima, namun saya pun tak segan untuk mengajak masyarakat agar tetap memperhatikan kewajiban sebagai warga negara, biar seimbang lah,” katanya