Menu

Mode Gelap
Meutya Hafid Dukung Percepatan Penyelesaian RUU Penyiaran Hadapi Tantangan Digitalisasi Radio Terkait Isu Penerbitan Perppu MD3, Lodewijk Paulus Enggan Berspekulasi Jelang Pendaftaran Calon Kepala Daerah, Partai Golkar Bantul Gelar Rapat Konsolidasi Airlangga Hartarto Berduka Atas ‘Tewasnya’ Ismail Haniyeh, Minta Jangan Ada Lagi ‘Pembunuhan Politik’ Ingin Punya Pusat Penelitian Baterai EV di Morowali, Menko Luhut Kirim Mahasiswa Ke Tiongkok

Parlemen · 15 Mar 2024 20:42 WIB ·

Kritisi Penerapan HET Beras Premium, M. Sarmuji: Tidak Rasional!


 Kritisi Penerapan HET Beras Premium, M. Sarmuji: Tidak Rasional! Perbesar

Jakarta, Rakyat Menilai — Anggota Komisi VI DPR RI, Sarmuji, menilai, kebijakan pemerintah mengatur harga eceran tertinggi (HET) untuk beras premium tidak rasional mengingat beras ini rata-rata dibeli oleh kelas menengah ke atas. Anggota Fraksi Golkar itu menyebut, kalangan menengah ke atas ini rata-rata tidak ‘peka’ terhadap penyesuaian harga.

“Kalau untuk kalangan menengah atas, jangankan beras yang sekitar Rp16.000-Rp17.000 per kilogram, beras porang Rp90.000 aja dibeli,” kata Sarmuji dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen, Rabu (13/3/2024).

Menurutnya, HET beras premium perlu dipertimbangkan kembali mengingat mayoritas pembeli beras tersebut merupakan masyarakat kalangan menengah ke atas. Selain HET premium, Sarmuji menyebut bahwa HET beras secara keseluruhan perlu dievaluasi kembali mengingat saat ini harga gabah kering panen (GKP) sudah di level Rp7.200 per kilogram, tetapi HET untuk beras medium masih dipatok Rp10.900 per kilogram.

Dia menduga, kelangkaan stok beras yang terjadi beberapa waktu lalu di ritel-ritel modern lantaran produsen beras tidak mau rugi. Pasalnya, peritel tetap mengikuti HET yang ditetapkan, sedangkan biaya produksi sudah melebihi HET. “HET beras premium perlu dievaluasi menurut saya. Kalau medium silahkan ada HET tapi harus rasional,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) No.7/2023 mengatur HET beras medium dan premium sesuai zonasi.  Melalui regulasi ini, pemerintah ingin memastikan bahwa harga beras dan pasokan beras di tingkat konsumen terjangkau dan stabil.

HET ini sekaligus menjadi pedoman bagi pedagang dalam menjual beras eceran ke konsumen. Adapun, pemerintah menetapkan HET sebesar Rp10.900-Rp11.800 per kilogram untuk beras medium dan Rp13.900-Rp14.800 per kilogram untuk beras premium.

Kemudian, pemerintah melalui surat Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 102/TS.02.02/K/3/2024 tanggal 8 Maret 2024 merelaksasi HET beras premium atau naik sebesar Rp1.000 per kilogram dari HET sebelumnya.

Dengan demikian, HET beras premium yang berlaku mulai 10-23 Maret 2024 ini menjadi menjadi Rp14.900-Rp15.800 per kilogram berdasarkan zonasi. Setelahnya, HET beras premium akan kembali mengikuti peraturan Bapanas No.7/2023 yakni Rp13.900-Rp14.800 per kilogram.

Silahkan baca artikel sumber di golkarpedia.com

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Gde Sumarjaya Linggih Tegaskan Dampak Tarif Trump Tak Terlalu Berat: “Kita Punya SDA, Mereka Nggak!”

8 April 2025 - 07:13 WIB

3,5 Juta Hektare Sawit Terkendala Regulasi? Firman Soebagyo: ‘Sumber Devisa RI, Pemerintah Harus Cari Solusi!’

28 March 2025 - 19:09 WIB

Heboh Kepala Babi ke Tempo! Adies Kadir: ‘Jangan Berburuk Sangka ke Pemerintah!’

27 March 2025 - 18:33 WIB

Firman Soebagyo Desak Pemerintah: “Bulog Harus Kembali Jadi Pengendali Pangan, Bukan Sekadar Pelaksana!”

25 March 2025 - 09:29 WIB

Hetifah Sjaifudian: ‘Kebijakan Harus Berbasis Data, Bukan Sekadar Opini!’ Pendidik & Jurnalis Harus Melek Fakta

19 March 2025 - 21:07 WIB

Zigo Rolando Desak! Tol Padang-Sicincin Harus Dibuka: ‘Pemudik Jangan Sampai Jadi Korban Kemacetan’

19 March 2025 - 20:41 WIB

Trending di Parlemen