Jakarta, Rakyat Menilai– Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, menyebut calon wakil presiden (Cawapres) Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) gagal paham usai mengkritik program Kartu Prakerja. Cak Imin sebelumnya menyebut Prakerja hanya menghasilkan orang untuk menonton YouTube.
“Mohon maaf Cak Imin, kayaknya gagal paham model pembelajaran dan pelatihan terbaru yang efektif dan efisien,” kata Nusron kepada wartawan, Jumat (8/12/2023).
Nusron meyebut program Prakerja mampu meningkatkan kemampuan dari pesertanya. Bahkan, lanjutnya, ada pihak yang mendapatkan penghargaan internasional dari pelatihan program tersebut.
“Program ini terbukti efektif telah berhasil memberikan skilling, up-skilling, re-skilling. Serta mendapatkan penghargaan internasional,” ujar Kepala Bappilu Partai Golkar ini.
Baca Juga: Ditantang Nusron Wahid Soal ‘Siapa Lebih NU?’, Cak Imin Cuma Berani Jawab: EGP, Emang Gue Pikirin
Ia kemudian menyinggung apakah pernyataan Cak Imin dikeluarkan lantaran program tersebut tak berada di bawah naungan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Nusron menilai jika program tersebut ditugaskan ke Kemnaker maka akan menimbulkan masalah.
“Mungkin Cak Imin berharap sejak awal program ini ada di Kemnaker yang Menterinya PKB. Oleh pemerintah dibuatkan unit khusus dibawa Kemenko Perekonomian,” tutur Nusron.
“Karena masih ada isu governancy di dalam internal Kemnaker. Temuan BPK dan sorotan aparat hukum banyak. Kalau ditaruh di sana (Kemnaker) nanti masalah,” pungkasnya.
Cak Imin menyebut akan mengevaluasi total program kartu prakerja jika terpilih menjadi wapres. Ketum PKB itu mengkritik program prakerja saat ini telah berubah dari ide dasar yang direncanakan.
Cak Imin kritik Prakerja
“Dievaluasi total. Karena sebetulnya ide dasarnya saya terlibat waktu itu. Ide dasarnya adalah transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja,” kata Cak Imin di Aula Pandansari, Taman Wiladarika, Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (7/12/2023).
Cak Imin mengkritik program kerja saat ini menghasilkan sumber daya yang hanya menonton media sosial. Cak Imin membandingkan tujuan program prakerja saat dirinya menjadi menteri ketenagakerjaan.
“Waktu kami jadi menteri ketenagakerjaan menawarkan 2, skill sama prakerja. Tujuan prakerja itu pemagangan sebetulnya. Lah kok ini jadi nonton YouTube bayar,” ujarnya.
“Prakerjanya itu nonton YouTube dibayar dan yang bikin YouTube dibayar nah padahal itu urgensinya apa? Transisi antara dua dunia. Pendidikan lulusan-lulusan SMK, SMA, S1 yang magang ke dunia kerja. Di situ uang negara dikeluarkan agar industri yang menjadi sasaran pemagangan ini tidak bangkrut tapi ter-support oleh program negara,” tambahnya.
Silahkan baca artikel sumber di {detik}