Jakarta, — TIGA bakal calon presiden (bacapres) sudah mencuat sejak awal setelah secara resmi dideklarasikan oleh parpolnya.
Anies Baswedan merupakan tokoh pertama yang secara resmi dideklarasikan sebagai capres oleh Partai Nasdem pada 3 Oktober 2022. Dalam perkembangan berikutnya terbentuklah Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), setelah PKS dan Demokrat bergabung mendukung Anies sebagai capres 2024.
Dengan terbentuknya koalisi, posisi capres semakin kuat, karena selain telah memenuhi ambang batas pencalonan presiden (Presidential Threshold) dengan 162 jumlah kursi di DPR.
Juga, parpol pendukung menyerahkan kepada capres untuk menentukan sendiri siapa yang didapuk menjadi cawapres. Lepas dari segala dinamika politik yang terjadi, Koalisi Perubahan, hingga kini masih solid.
BACA JUGA
Bakal Muncul 4 Poros di Pilpres 2024, Cak Imin: Makin Banyak Calon, Semakin Bagus!
Capres berikutnya Prabowo Subianto. Meski sejak awal sudah menjadi keputusan partai, tetapi semakin menjadi kuat setelah bergabung dengan PKB membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Ambang ambas pun terlewati dengan 136 kursi di DPR.
Capres selanjutnya adalah Ganjar Pranowo yang diusung PDIP dengan dukungan PPP, Hanura dan Perindo. Jumlah parpol pendukung Ganjar masih dinamis, bisa bertambah lagi karena peta koalisi memang belum final.
Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, menempatkan Prabowo di peringkat teratas elektabilitas, menyusul Ganjar dan Anies. Ini survei hingga bulan Juni 2023.
Peringkat elektabilitas capres masih bisa berubah, sebagaimana halnya peta koalisi parpol pendukung capres.
Wacana membentuk koalisi besar dengan menggabungkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Golkar dan PAN dengan KKIR (Gerindra dan PKB) hingga kini belum terealisasi.
BACA JUGA
Mencuat Isu Capres Poros Keempat Jadi ‘Kuda Hitam’ di Pilpres 2024, Ini Sosoknya
Belakangan mencuat wacana membentuk poros keempat yang dimotori Golkar dan PAN, dua parpol yang sebenarnya memiliki kekuatan besar. Memiliki rekam jejak yang kuat baik di parlemen maupun pemerintahan.
Golkar dan PAN memiliki 129 kursi di DPR, melewati ambang batas yang ditetapkan sebanyak 115 kursi. Artinya tanpa parpol lain sudah bisa mengajukan capres-cawapres tersendiri, sebut saja sebagai poros keempat. Melengkapi tiga poros yang sudah terbentuk.
Kemandirian sikap, dan soliditas akan terjaga hingga kader di bawah. Mesin parpol juga bisa bekerja lebih maksimal untuk memenangkan kontestasi.
Dengan empat poros, semakin memberi alternatif kepada para pemilih dalam menentukan capres-cawapresnya yang berimbas pilpres kemungkinan berlangsung 2 putaran.
Dua poros yang tersisih, akan lebih bergengsi, punya nilai nego tinggi, untuk berkoalisi ke putaran kedua. Perolehan suara baik pada pilpres maupun pileg 14 Februari 2024, bisa menjadi rujukan dalam negosiasi.
Artikel ini sudah tayang di poskota.co.idpada hari Selasa, 4 Juli 2023 06:00 WIB >>Judul Artikel: Menunggu Poros Keempat