Menu

Mode Gelap
Meutya Hafid Dukung Percepatan Penyelesaian RUU Penyiaran Hadapi Tantangan Digitalisasi Radio Terkait Isu Penerbitan Perppu MD3, Lodewijk Paulus Enggan Berspekulasi Jelang Pendaftaran Calon Kepala Daerah, Partai Golkar Bantul Gelar Rapat Konsolidasi Airlangga Hartarto Berduka Atas ‘Tewasnya’ Ismail Haniyeh, Minta Jangan Ada Lagi ‘Pembunuhan Politik’ Ingin Punya Pusat Penelitian Baterai EV di Morowali, Menko Luhut Kirim Mahasiswa Ke Tiongkok

Perempuan · 7 May 2024 22:43 WIB ·

Hadapi Krisis Pangan Dan Energi, Dina Hidayana Dorong ‘Padi dan Sawit’ Jadi Komoditas Andalan Indonesia


 Hadapi Krisis Pangan Dan Energi, Dina Hidayana Dorong ‘Padi dan Sawit’ Jadi Komoditas Andalan Indonesia Perbesar

Jakarta, Rakyat Menilai — Pengamat Pertahanan dan Pangan jebolan Doktoral Unhan RI, Dina Hidayana menegaskan pentingnya pemerintah menempatkan fokus pada prioritas kebijakan mengingat keterbatasan sumber daya yang dimiliki Indonesia.

Hal ini disampaikan Dina Hidayana merespons kunjungan Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menemui Menteri Negara untuk Iklim, Lingkungan dan Energi Inggris, Richard Henry Ronald di London Inggris tanggal 30 April 2024 yang lalu dengan salah satu agenda meminta perlakuan non diskriminatif, khususnya dalam perdagangan sawit Indonesia.

“Saat dunia dan negeri ini dihadapkan pada presensi multikrisis, baik itu krisis ekonomi, pangan maupun energi maka tidak ada pilihan untuk segera bertindak efektif, strategis dan visioner dengan memilih sektor dan komoditi andalan yang lebih tepat untuk eksistensi Indonesia,” ujar Dina Hidayana kepada redaksi Golkarpedia, Jumat (03/05).

Sebelumnya, Srikandi Partai Golkar ini melihat trend fenomena dampak pandemi Covid-19 dan perubahan iklim ekstrim; menguatnya bipolar, pertarungan aliansi blok barat dan blok timur yang diawali dengan konflik Rusia-Ukraina; serta berbagai kondisi dan peristiwa di tingkat global dan regional telah mempengaruhi dinamika domestik secara langsung dan tidak langsung.

“Terganggunya pasokan bahan baku pangan dan pertanian, sumber energi serta kegoncangan ekonomi merupakan contoh siklus pasok yang saling berkelindan dan cenderung diskriminatif akibat dominasi negara atau blok tertentu. Karenanya, kita perlu tindakan antisipatif progresif dalam merubah tantangan menjadi peluang,” urai perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua Depinas SOKSI ini.

Berdasarkan data FAO, Konflik Rusia-Ukraina yang sempat menguat di awal 2022, menjadi perhatian publik karena kedua negara tersebut menguasai 30% perdagangan pangan global dan 78% minyak bunga matahari (sunflower).

Setidaknya 50 negara bergantung pada impor Gandum Rusia-Ukraina untuk memenuhi 30% kebutuhan Gandum domestik dan 26 negara memerlukan 50% Gandum dari kedua negara tersebut. Rusia juga merupakan pemasok utama pupuk nitrogen, urutan kedua dan ketiga pemasok dunia untuk unsur potasium dan fosfor.

“Posisi tersebut, mengisyaratkan kondisi ketergantungan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia terhadap negara yang diklaim sebagai produsen pangan dan energi. Tingkat ekonomi negara-negara ‘penguasa pangan dan energi’ relatif lebih baik dari ‘negara konsumen’,” tegas Dosen Tetap STIA Madani Klaten ini.

Lebih lanjut Dina menegaskan Indonesia bisa membalikkan situasi tidak menguntungkan tersebut agar tidak berlarut. Mengingat ketergantungan pada pangan dan energi pada negara lain akan melemahkan negara tersebut.

Berdasar penelitian yang telah dilakukan olehnya secara Mix Methods, menunjukkan bahwa Padi dan Sawit adalah dua komoditas unggulan yang bersifat strategis bagi pertahanan dan perdagangan serta mampu mendongkrak perekonomian nasional. Padi dan Sawit adalah dua komoditi yang multifungsi, mengatasi problem pangan, energi dan ekonomi sekaligus.

“Membangun industri pertanian skala luas dengan komoditas utama Padi dan Sawit, bukan saja akan mengatasi persoalan kelangkaan pangan, importasi bahan pokok yang semakin meresahkan namun sekaligus memasifkan produksi biofuel berupa energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan sekaligus adaptasi terhadap menipisnya energi fosil, papar Ketua Umum IKATANI UNS ini.

Dina Hidayana optimis bahwa Sawit Indonesia mampu menggeser dominasi minyak sun flower di pasaran internasional, khususnya untuk penetrasi pasar Asia dan Afrika (new emerging market) yang berpenduduk besar dan konsumtif, mengingat harga yang bersaing dan variasi produk turunan yang prospektif.

“Oleh karenanya, propaganda Sawit Indonesia yang dianggap tidak ramah lingkungan harus mampu diatasi melalui soft and smart diplomacy, sebagaimana fakta bahwa justru minyak sun flower yang lebih rakus hara dan area,” ungkap perempuan cantik asal Solo ini.

Sementara optimasi komoditas Padi, selain sebagai pemenuhan kebutuhan ekonomi juga menjadi cara kita menjaga nilai-nilai luhur budaya tani yang menjadi ciri khas dan jati diri Indonesia. Berdasar simulasi proyeksi menggunakan metode Computable General Equilibrium (CGE) yang telah dilakukan Dina, Indonesia masih akan menjadi konsumen beras yang cukup besar setidaknya sampai tahun 2045.

“Selain itu, banyaknya negara yang menjadi konsumen beras dan terus bergantung pada importasi akibat keterbatasan lahan dan SDM agroindustri mereka merupakan potensi besar bagi Indonesia untuk bergerak dari negara importir beras menjadi produsen pangan pokok mayoritas bangsa di dunia,” pungkas Dina Hidayana.

Silahkan baca artikel sumber di {golkarpedia.com}

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Serap Aspirasi Warga Purwakarta, Anne Ratna Mustika ‘Ngopi Bareng’ di Warung Mang Ohim

9 September 2024 - 07:56 WIB

Partai Golkar Berhasil Hantarkan Alia Laksono dan Farah Savira Terobos Kebon Sirih Setelah Belasan Tahun

30 August 2024 - 10:40 WIB

Dihadiri Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Golkar Institute Gelar Executive Education Program for Young Political Leader 16

28 August 2024 - 14:20 WIB

Sosok Sari Yuliati, ‘Srikandi Senayan’ Yang Dipercaya Bahlil Lahadalia Jadi Bendahara Umum DPP Partai Golkar

26 August 2024 - 11:13 WIB

PDIP Resmi Usung Airin Rachmi Diany Jadi Cagub Banten Walaupun Tanpa Teman Koalisi

25 August 2024 - 22:11 WIB

Hadiri Seminar Nasional di Universitas Muhammadiyah Klaten, Sova Marwati Serahkan Gerobak Angkringan Untuk UMKM

24 August 2024 - 17:45 WIB

Trending di Daerah