Visit Sponsor

Written by 11:19 am Menteri

Menko Airlangga Hartarto Sebut Hilirisasi Bauksit Berpotensi Menambah Penerimaan Negara Hingga Rp. 52 Triliun

Jakarta, Rakyat Menilai +– Pemerintah optimistis program hilirisasi pengolahan dan pemurnian bauksit yang rencananya akan segera dijalankan berpotensi menambah penerimaan negara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah berpotensi mendapatkan penerimaan tambahan di kisaran Rp 21 triliun hingga Rp 52 triliun dari adanya hirilisasi bauksit.

“Ini semua masih langkah awal. Kita perlu memperluas cakupan dan memperdalam lagi proses hilirisasi hingga sampai kepada produk yang bisa memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga dalam negeri maupun untuk memenuhi kebutuhan permintaan global yang sangat besar,” tutur Airlangga dalam agenda Indonesia Data and Economic Conference, Kamis (20/7).

Airlangga mengakui banyak negara yang kurang senang dengan adanya program hirilisasi yang sedang gencar dilakukan Indonesia. Meski begitu menurutnya, keberanian diperlukan untuk melakukan lompatan demi kemajuan bangsa.

BACA JUGA

Menko Airlangga Hartarto Sebut Permintaan IMF Agar Indonesia Cabut Larangan Ekspor Nikel Adalah Kolonialisme Modern

Untuk diketahui, sebelumnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengemukakan saat ini fasilitas pemurnian bauksit yang sudah beroperasi di dalam negeri, menghasilkan nilai tambah bijih bauksit sebesar US$ 1,9 miliar atau setara Rp 28,12 triliun (Kurs Rp 14.800/USD).

Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan, saat ini sudah ada 4 fasilitas pemurnian yang telah beroperasi di dalam negeri yakni milik PT Indonesia Chemical Alumina memproduksi Chemical Grade Alumina (CGA), PT Bintan Alumina Indonesia produksi Smelter Grade Alumina (SGA), PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW), dan PT WHW Ekspansi juga memproduksi SGA.

Nah dari fasilitas pemurnian yang telah beroperasi terdapat nilai tambah bijih bauksit sebesar US$ 1,9 miliar. Adapun dari rencana 12 fasilitas pemurnian yang dibangun, selain ada 4 refinery yang sudah beroperasi, 8 refinery bauksit lainnya tidak menunjukkan kemajuan yang signifikan. Tercatat 7 dari 8 smelter yang dibangun hanya berupa tanah lapang.

Maka dari itu, pemerintah tegas melarang ekspor bijih bauksit pada Juni 2023. Namun, saat pelarangan ekspor diberlakukan, akan terjadi pengurangan pendapatan negara dan kehilangan kesempatan kerja di pertambangan.

Artikel ini sudah tayang di portal berita golkarpedia.com pada Kamis, 20 Juli 2023 >>Judul Artikel: Airlangga Hartarto: Hilirisasi Bauksit Berpotensi Tambah Penerimaan Negara Hingga Rp. 52 Triliun

(Visited 25 times, 1 visits today)