Jakarta, Rakyat Menilai – Anggota Komisi VIII DPR RI Endang Maria Astuti memprihatinkan maraknya pinjaman online (pinjol) yang menjerat banyak mahasiswa dan masyarakat sehingga perlu ada langkah-langkah penanganan yang serius dan terpadu agar praktik rentenir ini bisa segera dituntaskan.
Maraknya pinjol di tengah-tengah masyarakat dan kini juga menyasar para calon mahasiswa dan mereka yang sedang studi di Perguruan Tinggi menginsyaratkan peningkatan kemiskinan di masyarakat.
“Tentu kita miris ketika mendengar ratusan mahasiswa menjadi korban pinjol. Mereka dikejar-kejar debt collector karena tidak mampu mengembalikan pinjaman online yang bunganya menjerat leher itu,” ujar aktivis perempuan dan anak ini dalam siaran pers tertulisnya di Jakarta, kemarin.
BACA JUGA
Legislator Endang Maria Astuti Minta Kemenag Lebih Perhatikan Kesehatan Jamaah Haji Lansia
Anggota Fraksi Partai Golkar DPR/MPR ini berpendapat, kasus-kasus mahasiswa terjebak pinjol sangat mengkhawatirkan karena akan mengganggu proses studi mahasiswa yang bersangkutan. Dia yakin akan banyak mahasiswa yang tidak selesai studinya gara-gara terjerat pinjol.
Karenanya, Anggota Dewan dari Dapil Jateng IV (Kabupaten Wonogiri, Karanganyar dan Sragen) ini ingin agar ada upaya-upaya yang serius yang bersifat serentak dan terpadu untuk memastikan agar praktik pinjol ditertibkan.
Tidak hanya di lingkungan kampus, melainkan juga di lingkungan sosial lainnya karena banyak juga masyarakat yang terjebak pinjol.
“Kita tentu berharap kepada Pemerintah, utamanya adalah Kominfo, agar menertibkan pinjol-ponjol ini dengan menutup situs dan platform pinjol yang tidak bertanggung jawab. Ini juga karena sudah banyak mahasiswa dan masyarakat yang terjebak dan tidak mampu lagi mengembalikan uang pinjaman nilainya sudah berkali-kali lipat,” urai aktivis perempuan dan anak ini.
Selain menertibkan para penyedia pinjol, Srikandi Golkar ini juga mengharapkan agar mahasiswa dan masyarakat pada umumnya mendapatkan edukasi dan literasi bahwa meminjam melalui pinjol bukanlah solusi yang baik. Karena pinjol seolah memberikan bantuan padahal sesungguhnya adalah mengeruk keuntungan dan mengakibatkan kemiskinan.
BACA JUGA
Singgih Januratmoko Minta Anggota FKDM Bantu Tangkal Hoax dan Cegah Konflik di Masyarakat
“Kalau kita cermati, proses pengajuan pinjaman ini kan sangat mudah dan cepat. Bagi mereka yang sedang terdesak kebutuhan atau uang. Tentu iming-iming mendapatkan uang dengan mudah dan cepat itu sangat menggiurkan. Mereka tidak sadar bahwa bunga yang dikenakan sangat tinggi dan menjebak mereka di kemudian hari,” ujarnya.
Sebelumnya kasus-kasus akibat pinjol menjerat ratusan mahasiswa di beberapa perguruan tinggi. Mereka meminjam uang melalui pinjol dengan alasan cepat dan mudah, tetapi mereka akhirnya terjerat bunga yang tinggi sehingga tidak mampu mengembalikan pinjaman.
Kasus ratusan mahasiswa terjerat pinjol setidaknya terjadi di IPB yang melibatkan 311 mahasiswa dengan nilai yang dilipatkandakan mencapai Rp2,1 Miliar. Kemudian menyusul calon mahasiswa baru di UIN Surakarta yang terjebak pinjol dengan alih-alih membantu meringankan beban biaya mahasiswa yang akan masuk ke Perguruan Tinggi.
Selain itu, karena pinjol juga menjerat sejumlah masyarakat yang memang sedang terdesak kebutuhan tetapi akhirnya tidak mampu mengembalikan bunga pinjamannya yang tinggi. Bahkan ada warga masyarakat yang sampai nekat bunuh diri lantaran tidak mampu mengembalikan pinjaman melalui pinjol.
Artikel ini telah tayang di golkarpedia.com