Jakarta, Rakyat Menilai — Inisiator Golkar Garis Keras, Khalid Zabidi menyerukan tiga hal kepada seluruh kader Partai Golkar terkait dengan peralihan kepengurusan DPP Partai Golkar pasca Munas XI, Agustus lalu.
Kepada redaksi Golkarpedia melalui keterangan tertulis pada Sabtu (07/09), Khalid Zabidi mengimbau kepada segenap kader Partai Golkar untuk menjaga daya nalar kritis mengenai bagaimana peralihan kepengurusan dari Airlangga Hartarto hingga di bawah kepemimpinan Bahlil Lahadalia saat ini.
“Pertama, kami mengajak seluruh kader Partai Golkar untuk tetap kritis, rasional dan terbuka dalam mencermati kebijakan DPP Partai Golkar pasca peralihan kepengurusan dari Airlangga Hartarto kepada Bahlil Lahadalia,” ujar Khalid Zabidi.
Selanjutnya, Khalid juga mengajak kepada kader Partai Golkar untuk mempertanyakan kedudukan kepengurusan di bawah komando Bahlil Lahadalia. Apakah keberadaan kepengurusan DPP Partai Golkar saat ini sudah sesuai dengan AD/ART munas X 2019. Termasuk bagaimana posisi penyelenggaraan Munas XI yang digelar sebelum waktunya.
“Mengajak kepada seluruh kader Partai Golkar membuat gerakan moral mempertanyakan kedudukan posisi pengurus DPP pasca peralihan kepengurusan dari Airlangga Hartarto kepada Bahlil Lahadalia dengan merujuk dengan mempelajari AD/ART Munas X 2019,” tambah Khalid pada poin seruan kedua.
Ketiga, Khalid Zabidi mengimbau kepada kader Partai Golkar untuk tak berpolemik dan menggalang soliditas kader utamanya dalam agenda menghadapi Pilkada 2024. Mengingat, banyak kader Partai Golkar yang tak diusung di Pilkada, namun tetap diusung maju dari partai lain.
“Menghadapi Pilkada serentak Golkar Garis Keras mengajak seluruh kader Partai Golkar untuk mendukung dan memilih sesama kader Partai Golkar baik yang diusung oleh Partai Golkar maupun yang tidak diusung Partai Golkar di Pilkada November 2024,” tutup Khalid Zabidi.
Silahkan baca artikel sumber di golkarpedia.com dengan judul: Tiga Seruan Golkar Garis Keras Menghadapi Dinamika Politik Internal Partai Golkar Hari Ini