Jakarta, Rakyat Menilai –Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar Mukhamad Misbakhun mengatakan, pemilu yang ideal diadakan dalam posisi politik dan keamanan yang stabil. Karena disebut sebagai pesta demokrasi, maka pemilu itu seharusnya menyenangkan bagi siapa saja, baik peserta pemilunya atau orang yang berperan serta di dalam pemilu itu.
“Ini menjadi PR, menjadi kepentingan bersama oleh semua warga bangsa,” kata Misbakhun dalam diskusi Dialektika Demokrasi dengan bertajuk “Bersama Menjaga Stabilitas di Tahun Politik”, di Media Center, Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (8/6/23).
Ia menuturkan, pemilu yang damai merupakan tanggung jawab semua pihak untuk mengusahakannya. “Inilah yang menjadi tugas kita bersama. Karena pemilu yang damai itu bukan given, bukan datang dari langit, itu harus dikondisikan oleh kita semua,” ujar Anggota Komisi XI DPR RI ini.
Menurutnya, semua pihak punya peran masing-masing. KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara dan pengawas pemilu harus mempunyai peran serta bagaimana membangun sistem pemilu yang kredibel sesuai yang kita sepakati bersama di dalam undang-undang pemilihan umum.
“Semua ini adalah pekerjaan kita semua, ada level, ada tingkatan, peserta pemilu dan bukan peserta pemilu. Biasanya yang ribut ini kan bukan peserta, lapangannya dingin, enak, yang ribut penonton,” ungkapnya.
Dikatakannya, kontestasi politik adalah salah satu upaya untuk tetap menjaga kesinambungan proses demokrasi ini berjalan. “Peran saya sebagai politisi di bawah partai, bagaimana membawa partai saya kredibel, menjadi peserta pemilu yang kredibel, dipercaya oleh rakyat pada saat pemilu, dalam aturan main yang ditetapkan oleh aturan perundang-undangan yang ada,” jelasnya.
“Semua ini adalah pekerjaan kita semua, ada level, ada tingkatan, peserta pemilu dan bukan peserta pemilu. Biasanya yang ribut ini kan bukan peserta, lapangannya dingin, enak, yang ribut penonton,”.
Mukhamad Misbakhun
Oleh karenanya, ia mengajak semua pihak menjaga kondusifitas dan stabilitas politik yang ada dengan tujuan adalah mencari kesejukan proses pemilu itu berjalan dengan damai dan tertib. “Kenapa…apa gunanya sebuah proses pemilu yang berantakan. Kalau pemilunya tidak kredibel, nanti orang akan mempertanyakan hasil pemilunya,” ungkapnya.
“Inilah kalau menurut saya tugas kita bersama dalam kurang dari 280 hari lagi pemilu ini kita jalani, kita jaga kondisifitas iklim politiknya sangat bagus. Ada dinamika itu wajar, kita ikuti saja tetapi kita harus edukasi masyarakat dengan informasi-informasi yang benar terukur dan kemudian terjaga kredibilitas,” pungkasnya.
Silahkan baca artikel sumber di golkarpedia